Tak Mengapa (Sebuah Syair)
Untuk seorang kekasih:
Tak mengapa kumenjadi lilin
Ia memang remuk dilahap cahaya
Yang ia pancarkan sendiri
Yang ia bagikan sendiri
Namun jangan kira ia telah hilang bentuk
Tidak, sama sekali tidak
Ia tak hilang
Ia tak musnah
Ia hanya menguar
Menjadi bentuk yang lebih lembut
Karbon yang menelusup ke sela-sela stomata
Menjelmalah ia senyawa
Yang kau hisab tanpa kau tahu
Bahwa aku telah memasukimu
Merasuk dalam detak jantungmu
Mengalir bersama urat nadimu
Aku menyayangmu
Lebih dari kumenyayang diri
Maka, usai kubagikan cahaya
Tak mengapa jika ragaku luluh
Karena dengan cara itulah
Aku menyatu dengan jasadmu
Meski tak kau sadari
Meski tak kau sadari
Aku ingin percintaan kita
Bak udara dengan manusia
: Bak udara dengan manusia
(Kemanfaatan itu mungkin tak dirasa
Baru ketika tiada menggusur ada
Manusia tiba-tiba kehilangan nyawa)
Dan tahukah, wahai engkau?
Jika kau anggap aku penebar cahaya
Aku tak mau menjadi lampu
Yang tak mau mengorbankan diri
Untuk ujud yang lebih lembut
Aku ingin menjadi lilin
Tak mengapa menjadi lilin
Karena keremukan itu
Akan membuatku
Menyatu dengan jasadmu
Tanpa kau tahu
Tanpa kau tahu
Tak mengapa kau tak tahu
Karena cukup bagiku
Yang Maha Tahu
0 komentar:
Posting Komentar