Untuk negeri-negeri
merdeka
Kawan
Pernahkah kau lihat negeri yang penuh butiran peluru senapan di
dadanya,
Darah dan nanah menjadi sungainya,
Mayat mayat menjadi penghuninya,
Jeritan dan airmata sebagai hiburan di setiap waktu?
pernahkah kau mendengar kisah tentang Mahanazi
atau pernahkah kau menyaksikan sebuah film yang sangat kejam
dan berani memenggal kepala anak-anak tak berdosa?
Mungkin kau akan takut menyaksikannya,
Mungkin kau akan mual membayangkannya,
Atau mungkin kau hanya akan sekedar pilu dan meneteskan
airmata.
Kawan
Ini bukanlah sebuah sejarah masa lalu
Ini realita yang masih ada sampai sekarang, sampai terakhir
kali kau membaca puisi ini.
Para zionis yang telah kehilangan tempat
berusaha merebut kekuasaan negeri para Nabi
Setelah lebih delapan abad nenek moyang mereka meninggalkan
sisa penghianatannya di sini
dan mereka ingin kembali dengan wajah yang tak dikenali dan
tak mengenali apapun di negeri ini.
Tak peduli pada lelaki atau perempuan
Tak peduli pada orang dewasa atau balita
Tak peduli pada sebuah HAM atau jeritan meminta ampunan
Tak peduli ketika bekerja atau sedang beribadah
Tak peduli sedang terjaga atau sedang terlelap tidur
Tak peduli siang atau malam,
Zionis Israel lakukan tindakan yang lebih dari pada sifat
buas binatang.
Wajah, jeritan, dan tangisan mereka adalah doa yang terus
menerus mengalir untuk menantikan sebuah jawaban dari saudara-saudaranya yang
telah merdeka
Darah, luka terus menganga menantikan hujan yang basah di
negerinya
Tank, rudal, pesawat tempur, tak habis-habisnya menjemput
puluhan, ratusan, ribuan nyawa di negeri ini
Dimana kata merdeka
Dimana para saudara
Dimana letak keadilan yang terus dikumandangkan oleh dunia
Jika tangan, kaki, tubuh, kepala, dan kebebasan selalu
dipenggal
November 2012
0 komentar:
Posting Komentar