Sinema Wajah Indonesia kembali menghadirkan film-film berkualitas, hampir semua film yang disuguhkan dapat memuaskan penonton. Sinema Wajah Indonesia kiranya patut menjadi panutan bagi per-film-an televisi Indonesia saat ini, sebab cerita yang disuguhkan bukan hanya memberikan kesan kepuasan hati tetapi juga melahirkan banyak ide dan membuka pemikiran untuk lebih mengenal kebudayaan di negeri kita yang kaya. Selain itu, secara keseluruhan proses kreatif pembuatan film-film-nya pun tampak tidak sembarang, semua dapat dinikmati secara total. Mulai dari kualitas cerita sampai kualitas pemainnya pun sangat diperhatikan, bisa dikatakan pemeran-pemeran dalam Sinema Wajah Indonesia adalah artis-artis ternama dan aktingnya pun sudah tidak diragukan lagi.
Kiranya SCTV telah berhasil mengubah persepsi perfilman saat ini, yang hanya berkutat pada cerita itu-itu saja dan terkesan membosankan, terlebih lagi cerita-cerita sinetron yang banyak ditayangkan sangat tidak mendidik. Dalam dunia sinetron identitas Indonesia sudah hilang dan sama sekali tidak memperhatikan kualitas intrinstik. Salah satu film yang menarik perhatian adalah Dijual Garis Darah-Sinema Wajah Indonesia. Ketika cuplikan film yang disutradarai oleh Dedi Mizwar ini ditayangkan, Fachri Albar sebagai tokoh utama tampak berupaya menggali kemampuan aktingnya. Fachri benar-benar mengalami kecelakaan ketika ber-akting menjatuhkan dirinya ke jalan raya, pengaruh malam dan hujan deras, dari arah berlawanan mobil melaju kencang dan menyeret tubuh Fachri sampai beberapa meter.
Dijual Garis Darah bercerita tentang kebudayaan Bugis. Lokasi syuting pun dilakukan di Sinjai dan Bone Sulawesi Selatan (tak tanggung-tanggung, daerah ini pun bisa lebih dikenal masyarakat Indonesia). Film ini bercerita tentang kehormatan gelar Andi/Karaeng/Keturunan Arung, dimana tidak semua orang bisa mendapatkan gelar ini. Sebab gelar tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang keturunan Arung (orang terpandang) dan Andi sebagai awal pembuka sebuah nama keturunan ini. Bersebab adat istiadat yang masih kental, seorang Andi akan mendapat perlakuan istimewa.
Pada kenyataannya, banyak sekarang ini yang bukan keturunan Arung mengaku sebagai Andi. Membeli silsilah keturunan (karangan) untuk membuat gelar sederhana ini. Tujuannya hanya untuk kebanggaan dan hal-hal lain yang dapat dimanfaatkan. Bagaimanapun juga, adat istiadat adalah identitas kita, tetapi adat yang dibuat-buat bukanlah jati diri bangsa Indonesia.
SCTV satu untuk semua.
BalasHapussemoga ke depan, SCTV jauh lebih baik dan berkualitas dalam tayangannya...
BalasHapus