Oleh: Jaka Satria
Begitu jerit lukamu
ketika tangan Fir’aun berusaha merenggut nyawa
janin di rahim tawamu,
dengan airmata berbutir doa
kau tengadahkan pada segenggam iba.
Sangat suka citamu
ketika kaki mungil Ismail dahaga
mata air kehidupan di padang cintamu
bermandikan peluh kesah, kau
haru mendewasakan benih tak berdosa
Sulit dilukiskan, bentuk hati yang kau simpan
dengan tinta emas
ataupun sajak pena dunia
sebab di tangan Ki Hajar Dewantara
kau bukti bakti Tut Wuri Handayani
Rumcay, 2011
Humanis sekali.
BalasHapus