Minggu, 26 Februari 2012

(MASIH) KERINDUAN


Satria Jaka Psb

Suara kicauan burung, desiran dedaunan dan anak-anak yang menangis menjerit karena ditinggal oleh ibu. Hm, aku kembali pada masa lalu. Masa dimana bau keringat ibu selalu kuciumi. Masa kanak yang sedang bergelut dengan berbagai permainan tradisional. Masa dimana aku masih menjadi aku yang utuh. Masa dimana jernihnya air laut untuk kami renangi. Bersama tubuh dan hati yang masih telanjang.

Masih tentang kerinduan. Kerinduan yang telah terpaku di hatiku. Yang selama ini masih membatu karena beribu impian yang menggantung. Adalah masa kanak-kanak bersama suara-suara yang berkejaran, bersama kaki-kaki yang berlarian dan tangan-tangan yang saling berpegangan. Adalah rindu yang terus membuncak pada satu tempat aku dibesarkan.

Kerinduan itu semakin membumbung setelah lama di perantauan. Tak ada lagi teman, yang sudah menemani tidurku, yang selalu menjadi penghiburku, juga lawanku. Ialah saudara-saudara kandungku. Setelah kejadian itu, semua benar-benar berubah. Tak pernah lagi terasa kehangatan, tak pernah lagi merangkul kasih sayang. Semua hampir hilang.

Hm, aku adalah aku yang baru. Ingin terus baru. Selamanya akan baru. Ingin menjemput mimpi yang dulu menyapaku. Akan kutandangi satu persatu dengan tekad dan semangat yang membatu. Jika kau ingin menjadi aku, jadilah sekuat batu. Dan kau harus selembut dan seputih kapas. Jika kau ingin.

Aku akan menjemput rindu di sudut kotaku. Meski tak ada lagi tanah lapang tempatku (kami) bermain dulu. Meski telah musnah permainan yang kami cari sampai ke Ujung Batu. Dan tak ada lagi keakraban yang selalu menyapa. Inilah kota lamaku, kota yang telah menjelma sebagai tuan raja. Kota yang berjubah emas. kota, negeri berbilang kaum.

Satu jam menulis serentak FLP. Rumcay FLP Sumut.

0 komentar:

Posting Komentar