Bumi pertiwi telah menangis berabad-abad
Kaum perempuan hanya ada di pundak para lelaki
Gelap terus mencekam, dingin terus menusuk
Tulang, darah, hati
Kartini menjerit namun tak berani bersuara
Kartini menangis tapi tak ada airmata
Kartini membantah ia takut durhaka
Kartini bertindak setelah dijajah
Kini Kartini
telah merdeka, bersuara melawan penindasan
tangisnya menjadi doa yang mengalir lewat airmata
para perempuan-perempuan pemberani
ia membantah segala dusta, segala cerca yang menodai
kesucian wanita
bertindak membawa nama Indonesia ke seluruh penjuru
dunia,
Kartini telah berjuang
Kartini telah merdeka
Kartini telah syuhada
Setelah ia tiada
Jaka Satria
21 April 2013
0 komentar:
Posting Komentar