Tiga Ninja FLP SUMUT

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh... Bersiaplah untuk menggoreskan pena, lalu merubah dunia untuk lebih baik

GELAS GELAS KACA

Selamat datang di Blog saya, semoga tulisan-tulisan ini dapat menambah wawasan untuk lebih mengetahui berbagai hal.

Keindahan Alam dan Jiwa

Alam dan jiwa kita adalah satu, keindahan alam akan terpancar melalui jiwa-jiwa penghuninya.

Meminta Maaf dan Memaafkan

Mengakui kesalahan lalu meminta maaf adalah suatu perbuatan yang mulia, tetapi alangkah lebih mulia lagi bagi orang yang mau memaafkan sebelum orang lain meminta maaf, sekalipun terhadap yang jauh lebih muda dari kita.

Salam Kenal dan Terima Kasih

Salam kenal dari saya, semoga bermanfaat. Terima Kasih Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Jumat, 30 Maret 2012

DI BAWAH GERIMIS MALAM

"Malam yang indah" begitulah aku menyebutnya. Hujan malam ini tampak agak malu-malu menari di bawah kelam.

Sembari menunggu seseorang yang kusebut sahabat, kumakan waktu dengan menghabiskan beberapa halaman bacaan. Entahlah, entah kenapa aku lebih memilih tenang dan menunggunya malam ini. Padahal seharusnya aku harus pulang ke rumah, sedangkan jarum jam terus bergulir melintasi angka-angka yang kukhawatirkan. Tapi ya sudahlah, aku telah memilih dan harus bertahan pada pilihanku.

Malam semakin beranjak malam, diiringi lantunan merdu suara penyanyi dari band islami yang tampil sebagai penutup acara malam ini, kami mulai beranjak menuju sepeda motor yang akan menghantar kemanapun tujuan kami nanti. Eh, inilah suatu keberkahan gerimis malam, ban motor ini tak mengizinkan kami untuk mengitari jalanan waktu. Terpaksa harus mendorong sampai ke bengkel perbaikan ban bocor.

Sepanjang jalan, seperti gerimis yang menggodai hatiku, akupun berusaha menggodainya dengan candaan (berharap ia terhibur). Tak seperti yang kukira, (candaan ini terlalu baginya) bukannya bahagia tapi suntuk yang ia dapat. Akupun terdiam.

Menikmati gerimis tipis di bawah cahaya lampu jalanan kota yang berwarna kuning. Oh, sungguh indahnya. Seperti kembang api yang tak henti memercikkan apinya, seperti hatiku yang tak henti pula memercikkan pertanyaan "ada apa sebenarnya?". Alhasil. Kunikmati saja, sampai gerimis berhenti dan akupun berhenti memandangi wajahnya yang penuh amarah. Lalu berjalan menuju cahaya pulang ke arah kakiku melangkah.

Malam penutupan MuKerNas, Medan. 2012

Kamis, 22 Maret 2012

GADIS KECILKU

-Moo"n-
Dulu kau seorang gadis kecil yang lucu dan lugu juga polos dan pendiam. Di wajahmu hanya ada diam, jarang sekali keceriaan singgah. Kini, setelah kau mulai menapaki jejak kehidupan, juga menemukan keceriaan masih kau tak tahu arah, tapi kau bukanlah gadis kecilku dulu. Kau harus mengenali onak duri yang menancap di kulit, pahit manis yang lengket di lidah, luka darah yang kian memerah diperas waktu. Inilah kehidupan, gadis kecil. Hanya sujud tengadah yang perlu kau lakukan, lalu bersiap memakai jubah optimis dalam menghadapinya.

Gadis kecilku, tidurlah dalam lelapmu. Lupakan sejenak dunia, hidupkanlah hatimu dalam mimpi yang indah. Jika pagi nanti telah membangunkanmu, jangan lupa kecup kening kebahagiaan, agar harimu selalu bahagia. Di sana, kau pasti akan temukan banyak hal indah. Ingat pesanku malam tadi "keindahan juga sebuah awal derita yang sangat mendera", jadi kau harus terus waspada.

Gadis kecilku, nikmati keindahanmu dengan kebahagiaan. Tapi jangan lupa sandarkan kebahagiaanmu pada Yang Maha Pemberi. Sebab ketika kau kehilangan arah nanti, kau bisa berpegangan pada keimanan dan ketaqwaanmu. Inilah kehidupan, gadis kecilku. Kau jangan sampai tertipu dengan keindahannya, nikmati saja penderitaan yang kau rasa, karena itu bisa menjadi obat yang lebih ampuh untuk menjadikanmu lebih dewasa.

Minggu, 11 Maret 2012

MATERI KITA


Mari kita ganti materi hari ini
nyanyikan sebuah amplitudo dalam khazanah cinta
bersama sujud gelombang longitudinal
bawakan selembar catatan momentum parsial yang kita simpan dalam laci kehidupan
oh, kau sudah tahukan?
sebab aku melihat wajahmu tak lagi sebingung pertama kali maju ke depan
menyelesaikan soal yang tercantum di dinding kekeliruan,
marilah. Sambut jemariku menggoreskan rumus kelahiran faktorial mendatang
agar tak ada lagi yang mengecap bahwa materi ini rumit dan sulit dimengerti
mari berganti materi

Oleh: Jaka Satria  
Rumah Cahaya, 2011
(Terbit di Waspada 10 Maret 2012)

Kamis, 01 Maret 2012

JALAN HATI UNTUK WAKTU

Saudara, bilakah kau lukis wajahku pada dinding kamar kita?
andai sudah, usahlah kau beri warna
biar nanti aku yang mewarnai di dinding hatiku

Saudara, kau yang kelak pergi mencari arti cintamu
jangan palingkan wajahmu ke arahku lagi
agar kau kuat mencari nafkah hati untuk kita

Saudara, aku kini sendiri menunggu hatimu yang kian merah
(harapku begitu)
semerah baju yang kau titipkan di kamar kita
ah, kuharap juga hatimu berbunga seperti rajutan tanganku 
dini hari sebelum keberangtanmu

Kelak jika kau kembali, aku harap tak di sini
aku tak mungkin menunggu yang sudah pasti bukan kumiliki
aku telah pergi

aku telah pergi, bukan hatiku


PEDULI LINGKUNGAN

Malam itu mataku terhenti pada sebuah bacaan "MOBIL PENYAPU JALAN" di jalan raya. Lamat-lamat kuperhatikan sampai mobil itu menghilang. Mobil (seperti mobil pengangkut air)  berwarna kuning, bagian punggungnya terlihat bulat dan di bawahnya dilengkapi dengan alat yang terbuat dari serbuk seperti sapu. Aku benar-benar terpana. Pemandangan seperti ini kiranya dapat dibenarkan, karena setiap hari kita juga bisa menyaksikan petugas penyapu jalan. Dan memang dapat kita buktikan bahwa hampir di setiap jalan raya Kota Medan bersih dan bebas dari sampah.

Kiranya program pemerintah semacam ini dapat didukung dan dijadikan sebagai acuan masyarakat untuk menjaga lingkungan. Bukankah lingkungan yang bersih juga merupakan tempat yang sehat. Sangat disayangkan, ketika suatu hari saya berada di sebuah angkutan umum. Saat itu seorang anak lelaki berseragam putih-biru menyimpan sampah bekas makanan ringannya ke dalam tas, tapi malah dicemooh dan jadi bahan tawaan oleh teman-temannya. Bahkan beberapa orang yang terlihat seperti mahasiswa/i juga ikut tersenyum menyaksikan pemandangan itu. Ini adalah perilaku baik yang sudah menjadi tabu di kalangan remaja saat ini. Siswa yang baik adalah remaja yang sopan terhadap lingkungan, sedangkan pendidik yang baik adalah orang yang bisa memberi contoh untuk menjaga lingkungan.

Karena rasa penasaran, saya coba cek melalui internet tentang kepedulian lingkungan yang di usung oleh pemerintah Kota Medan. Hm, ternyata lagi-lagi saya mendapatkan informasi yang mengejutkan. Sejak September 2011,  Pemerintah Kota Medan  mengeluarkan Surat Edaran  bagi pasangan calon yang akan menikah  baik pria maupun wanita untuk menanam dua batang pohon  di halaman rumahnya, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Mengejutkan sekali. http://www.rri.co.id/index.php/detailberita/detail/3409 Program semacam ini sangat baik untuk dijalankan. Mengingat kondisi lingkungan kita yang sudah sakit-sakitan. Akan tetapi kiranya pemerintah harus lebih serius untuk mempromosikan cara kerja yang sebaiknya. Bila perlu, pasang iklan televisi, sekaligus sebagai contoh bagi kota-kota lain yang ada di Indonesia. Dan bagi masyarakat yang sudah mengetahui, kiranya tak harus menunggu nikah dulu deh, baru menanam pohon. Dimulai dari sekarang yuk.... 

Hm, saya jadi teringat kebiasaan ketika berkunjung kerumah cahaya (Sekret FLP). Setiap waktu sholat, kami selalu berjamaah di mushollah yang tepat berada di bibir sungai Deli, tepat berada di belakang bangunan-bangunan tinggi kota Medan. Seperti salah satu mall terbesar di kota ini, kantor walikota, hotel yang juga dikenal mewah, dan perumahan elit. Tapi sayangnya, seperti tak ada perhatian terhadap sungai  yang sempat dikatakan sebagai icon kota Medan ini.

Sebenarnya keberadaan sungai ini sangat menguntungkan bagi tata ruang kota. Sebab, sungai ini membelah bagian-bagian pusat perkotaan. Selain itu bentuk dan letaknya sangat indah. Tapi sayang, karena minimnya perhatian terhadap sungai tersebut mengakibatkan sungai ini bau, kotor dan sangat keruh, bahkan kehitaman. Sempat terlontar kalimat sederhana ketika kami (bersama pemuda FLP Sumut) duduk merenungi keberadaan sungai ini, seandainya saja pemerintah bisa mempekerjakan sebagian masyarakat pinggiran sungai untuk membersihkan sungai ini. Hm, dengan membuat jaring (seperti jala ikan) dibentangkan  di sekitar sungai dalam beberapa meter sekali dan dalam rentang waktu tertentu, paling tidak sungai ini akan kekurangan endapan sampah setiap harinya. Dan semoga andai-andai tersebut didengar dan direalisasikan.


Tapi, saya tidak setuju juga kalau pemerintah sudah menjalankan program peduli lingkungan seperti yang tadi (di atas), kita malah santai protes kesalahan-kesalahan yang lain. Artinya kita semua juga harus sadar, bahwa sampah adalah virus bagi lingkungan. Jadi, sebagai masyarakat yang baik dan orang yang bijak kita juga harus peduli terhadap lingkungan, sebab lingkungan juga merupakan bagian dari kehidupan kita.



Gimana Lae, setujukan???
Horas Bah.....