Tiga Ninja FLP SUMUT

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh... Bersiaplah untuk menggoreskan pena, lalu merubah dunia untuk lebih baik

GELAS GELAS KACA

Selamat datang di Blog saya, semoga tulisan-tulisan ini dapat menambah wawasan untuk lebih mengetahui berbagai hal.

Keindahan Alam dan Jiwa

Alam dan jiwa kita adalah satu, keindahan alam akan terpancar melalui jiwa-jiwa penghuninya.

Meminta Maaf dan Memaafkan

Mengakui kesalahan lalu meminta maaf adalah suatu perbuatan yang mulia, tetapi alangkah lebih mulia lagi bagi orang yang mau memaafkan sebelum orang lain meminta maaf, sekalipun terhadap yang jauh lebih muda dari kita.

Salam Kenal dan Terima Kasih

Salam kenal dari saya, semoga bermanfaat. Terima Kasih Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Jumat, 30 Desember 2011

MELIRIK KESUKSESAN ARTIS-ARTIS TRANS CORP

Hadirnya Trans Corp dalam dunia pertelevisian Indonesia memberikan warna baru dan suasana yang berbeda. Mulai dari tayangan-tayangan yang disuguhkan, memberi kesan berbeda. Bukan sekedar menghadirkan acara yang itu-itu saja, layaknya seperti acara televisi swasta Indonesia lainnya. Trans Corp selalu berkolaborasi dengan tema dan tantangan baru, sehingga membuat pecinta dunia telivisi selalu menantikan acara-acaranya. Kemasan dan isi sangat menarik perhatian, tampak sekali kerja profesional antar kru dan pemain-pemain dalam menghasilkan karya-karya terbaru. Tak sia-sia usaha keras yang dilakukan oleh Trans Corp, sehingga membawa mereka menjadi stasiun televisi nomor satu Indonesia. Artis-artis yang dilahirkan oleh Trans Corp pun berhasil menjadi artis-artis yang banyak mendapat tawaran di stasiun lainnya, seolah artis-artis Trans Corp menjadi primadona dunia pertelevisian. Memang tak salah, karena setiap artis yang lahir dari Trans Corp juga membawa perbedaan tersendiri. Mereka memiliki ciri khas dan keunikan yang jarang dimiliki oleh artis-artis lainnya. Bukan maksud memuji, tapi mereka memang pantas untuk diberi apresiasi positif.

Berikut sebagian nama-nama artis yang dilahirkan oleh Trans Corp:

1. Olga Syahputra. 

Siapa yang tidak kenal dengan artis kocak satu ini. Dia adalah presenter dan komedian yang sedang naik daun. Puncak kejayaannya bermula dari keunikannya yang selalu tampil sederhana, yakni dengan kocakan apaadanya.

2. Jengkelin atau Nigta Gina.

Dokter satu ini pasti tak banyak dikenal dengan nama aslinya Nigta Gina. Ya, dia adalah Jengkelin yang selalu menjengkelkan dan dandanannya yang serba aneh. Artis satu ini (mungkin) tanpa Jengkelin ia tak akan setenar sekarang, tanpa Jengkelin pula karir keartisannya tak akan sepuncak saat ini.

3. Fitri Tropica.

Artis yang dikenal dengan ke-lebay-an ini, merupakan salah satu artis yang selalu dilirik dan ditunggu penonton setia televisi di Indonesia. Lebay yang ia bawakan terlihat sangat natural, dan hampir tak ada yang bisa menyaingi keunikan artis yang satu ini.

4. Soimah.

Siapa yang mengenal penyinden satu ini sebelum kemunculannya di Trans TV, mungkin hanya orang-orang tertentu saja. Tapi sekarang, Soimah merupakan salah satu artis yang patut diperhitungkan. Dengan keunikannya berlogat sinden dan penampilan jawa asli, membuat artis satu ini menjadi salah satu artis yang memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

5. Vega Darwanti.

Artis yang terlahir dari sebuah acara di Trans 7 ini, telah menjadi artis papan atas yang memiliki karakter. Penampilannya di stasiun televisi lain membuatnya nampak menjadi artis yang lebih elegan dibandingkan artis lainnya. Siapa sangka dia bisa menjadi setenar sekarang ini, sebab awal mula terjun di dunia artis ia hanya sebagai pengantar minuman untuk bintang tamu di acara EMPAT MATA.

6. John Martin atau John Pantau.

Dia lebih dikenal dengan sebutan nama di salah satu acara Trans TV John Pantau. Aksi "gila" dalam setiap penampilannya untuk mewawancarai sangat berani, dengan ciri khas topi dan baju kemeja juga gaya tangan dan kakinya yang tak pernah diam, menjadi keunikan tersendiri. Artis satu ini selalu dinanti-nantikan untuk mengorek semua rahasia artis-artis yang ditanyai oleh John.

7. Farah Quin.

Siapa yang tidak kenal Chef seksi ini? Ia terlahir sebagai wanita sempurna dan memiliki keahlian di bidang masak memasak. Sejak penampilan pertamanya di salah satu acara memasak di Trans TV, ia sudah mampu menyedot perhatian masyarakat. Khususnya bagi kaum pria.

8. Aming.

Artis yang lahir dari salah satu acara komedi di Trans TV Extravaganza ini menjadi salah satu artis papan atas dan patut diperhitungkan. Dengan ciri khas suara dan gayanya yang mempesona, mampu menarik perhatian penonton setia televisi dan selalu dinantikan.

Dan banyak lagi artis-artis yang lahir dari Trans Corp langsung dapat bersaing dengan artis-artis ternama lainnya. Juga terdapat banyak artis lama yang sudah hampir tenggelam dan kembali bersinar setelah penampilan mereka di Trans Corp, seperti artis-artis "Opera Van Java" Sule, Aziz, Nunung, Parto dan Andre.   Presenter ternama Sarah Sehan, Drummer wanita Indonesia Titi Sjuman, Komedian Wendi, Narji dan Deni. Dan masih banyak lagi artis-artis ternama yang kembali bersinar oleh cahaya Trans Corp.

Kamis, 29 Desember 2011

Dijual Garis Darah (SWI)

Sinema Wajah Indonesia kembali menghadirkan film-film berkualitas, hampir semua film yang disuguhkan    dapat memuaskan penonton. Sinema Wajah Indonesia kiranya patut menjadi panutan bagi per-film-an televisi Indonesia saat ini, sebab cerita yang disuguhkan bukan hanya memberikan kesan kepuasan hati tetapi juga melahirkan banyak ide dan membuka pemikiran untuk lebih mengenal kebudayaan di negeri kita yang kaya. Selain itu, secara keseluruhan proses kreatif pembuatan film-film-nya pun tampak tidak sembarang, semua dapat dinikmati secara total. Mulai dari kualitas cerita sampai kualitas pemainnya pun sangat diperhatikan, bisa dikatakan pemeran-pemeran dalam Sinema Wajah Indonesia adalah artis-artis ternama dan aktingnya pun sudah tidak diragukan lagi.

Kiranya SCTV telah berhasil mengubah persepsi perfilman saat ini, yang hanya berkutat pada cerita itu-itu saja dan terkesan membosankan, terlebih lagi cerita-cerita sinetron yang banyak ditayangkan sangat tidak mendidik. Dalam dunia sinetron identitas Indonesia sudah hilang dan sama sekali tidak memperhatikan kualitas intrinstik. Salah satu film yang menarik perhatian adalah Dijual Garis Darah-Sinema Wajah Indonesia. Ketika cuplikan film yang disutradarai oleh Dedi Mizwar ini ditayangkan, Fachri Albar sebagai tokoh utama tampak berupaya menggali kemampuan aktingnya. Fachri benar-benar mengalami kecelakaan ketika ber-akting menjatuhkan dirinya ke jalan raya, pengaruh malam dan hujan deras, dari arah berlawanan mobil melaju kencang dan menyeret tubuh Fachri sampai beberapa meter.

Dijual Garis Darah bercerita tentang kebudayaan Bugis. Lokasi syuting pun dilakukan di Sinjai dan Bone Sulawesi Selatan (tak tanggung-tanggung, daerah ini pun bisa lebih dikenal masyarakat Indonesia). Film ini bercerita tentang kehormatan gelar Andi/Karaeng/Keturunan Arung, dimana tidak semua orang bisa mendapatkan gelar ini. Sebab gelar tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang keturunan Arung (orang terpandang) dan Andi sebagai awal pembuka sebuah nama keturunan ini. Bersebab adat istiadat yang masih kental, seorang Andi akan mendapat perlakuan istimewa.

Pada kenyataannya, banyak sekarang ini yang bukan keturunan Arung mengaku sebagai Andi. Membeli silsilah keturunan (karangan) untuk membuat gelar sederhana ini. Tujuannya hanya untuk kebanggaan dan hal-hal lain yang dapat dimanfaatkan. Bagaimanapun juga, adat istiadat adalah identitas kita, tetapi adat yang dibuat-buat bukanlah jati diri bangsa Indonesia.

PATAH HATI

Jujur saja kukatakan, aku sangat benci dengan kebohongan. Aku lebih mencintai sebuah kejujuran, meskipun itu pahit. Ya, berawal dari sebuah rasa. Lidahku sangat tepat dan cocok untuk sebuah rasa keju, dan kemudian berlanjut pada keju-keju yang telah di modifikasi dalam bentuk dan rasa yang unik. Seperti ungkapan sebuah lirik lagu aku suka keju, kau suka singkong artinya keju sebagai makanan orang kota, singkong makanan orang ndeso. Ketika keju dan singkong disatukan, jadilah ia sebuah makanan yang banyak disukai, baik dari kalangan orang kota maupun orang desa. Termasuk aku, ketika melihat singkong (saja) selerapun tidak, ketika menyipi keju (murni) yang ada jadi eneg. Eh, ternyata hadirlah sebuah makanan ringan instan. Sebuah produk keju yang dimodifikasi dalam berbagai bentuk. Richeese Ahh......
Richeese Ahh, Renyah makanannya gurih rasanya!

Dan siapa sih teman dekat aku yang tidak tahu kalau aku itu penggila Richeese Ahh (kalau belum tahu, belum bisa jadi teman aku deh kayaknya. Hehehehe). Tiap kali singgah ke warung, makanan ringan satu ini tak pernah ketinggalan untuk dibeli, walau cuma satu bungkus pun jadi. (Kalo sudah nampak jajanan za, ngilernya langsung Richeese Ahh. Kira-kira kalau ngidam, mentok disitu gak ya?). Sampai suatu ketika, aku perhatikan bungkusnya, ada yang berbeda (bukan makin panjang ataupun ukurannya nambah ya... tapi kalau itupun senang sekali.... hahahahaha). Di sudut bungkusnya bertuliskan Sensasi HaDiAhhTemukan Jutaan Hadiah Di Balik Kemasan, disertai gambar-gambar yang menggugah hati.

Mulai hari dimana aku sudah tahu perihal lahirnya hadiah-hadiah dari bungkus Richeese Ahh, akupun semakin gencar membeli jajanan keju satu ini (tak peduli mau yang keju atau yang cokelat) *tau gak seh Lo, Gw ngarep buanget dapat hadiahnya. Selang berbulan-bulan sejak pemberitahuan jutaan hadiah itu, tak kunjung jua aku mendapatkannya (sekadar gopekpun jadi, paling tidak balik modal satu bungkus). Dan ternyata, setelah berbulan-bulan pula, akhirnya doaku diijabah juga. Dua hari yang lalu aku temukan tulisan Selamat Anda Berhak Mendapatkan (harapannya jutaan rupiah ataupun gambar barang-barang yang ada di bungkus luar) 1 pcs/ 1bungkus Ahh. Sempat kecewa, tapi aku tetap bersyukur (satu bungkus lumayanlah). Aku makin bersemangat......
Hati-hati dengan tanggal penukaran hadiah, jangan sampai  terkecoh.


Dan.... malam ini sepertinya doaku terus dikabulkan (karena semangat pantang menyerahku kale ya? wkwkwkw). Kubuka bungkus pertama, makan Richeese nya, lalu liat bungkusnya. Haaa.... *menjerit kegirangan, aku dapat hadiah lagi. (Dan kubaca) masih satu bungkus Ahh, wokelah tak apa. Lalu buka bungkus yang kedua, seperti ritual biasa. (Buka bungkusnya perlahan, makan Richeese nya, lihat bungkusnya) hahahahaha... *loncat-loncat kegirangan sampe (mungkin) tetangga ngomel. Dan kejadian ini di malam Jumat. Sambil nonton American Idol. Kubaca perlahan, ternyata aku mendapatkan......(eng ing eng, eng eng, musik klasik+horor) satu bungkus Ahh. Ah, memang dasar Ah. Lagi-lagi itu, tapi tetap kutabahkan hati dan bersyukur. Sudah terkumpul tiga bungkus yang berhadiah dan akan menjadi tiga bungkus yang kembali utuh. Saking senangnya (berharapnya sih hadiah yang lebih) kubaca ulang kembali bungkus-bungkus berhadiah itu. Dengan huruf tulisan yang sangat kecil (lebih kecil dari huruf tulisan hadianya) aku temukan bacaan Berlaku sampai 30 November 2011. Aku terdiam, aku kecewa.

Ketika kekecewaanku memuncak, ingin sekali aku menuliskannya melalui blog ini. Tapi berhubung Laptop dan seperangkat alat untuk internetanku dipakai, jadilah aku menunggu sampai jam satu dinihari. Menunggu dengan sabar, aku terus tahankan kantuk untuk menuliskan kekecewaan ini (pas dah ketiduran, baru dibangunkan). Sampai akhirnya tertuliskan juga. Jadilah ini. Semoga orang-orang yang terkait dengan peristiwa ini, berbaik hati dan mengambil sikap bijak dengan sangat benar (pastinya aku berharap menguntungkan bagiku).

MENGENAL BARUS SEBAGAI KOTA TERTUA



Barus adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli TengahSumatera UtaraIndonesia. Kota Barus terletak di pinggir Pantai Barat Sumatera. Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.

Pada masa lalu Kapur Barus dan rempah-rempah merupakan salah satu komoditas perdagangan yang sangat berharga dari daerah ini dan diperdagangkan sampai ke Arab, dan Parsia. Kapur Barus sangat harum dan menjadi bahan utama dalam pengobatan di daerah Arab dan Persia. Kehebatan kapur ini pun menjalar ke seluruh dunia dan mengakibatkan dia diburu dan mengakibatkan harganya semakin tinggi. Eksplorasi yang berlebihan dari kapur barus ini mengakibatkan tidak ada lagi regenerasi dari pohon yang berusia lama ini. Saat ini sangat susah menemui pohon kapur barus, kalaupun ada umurnya masih belum mencapai usia memproduksi bubuk yang ada di tengah batang pohon.

Barus kota tua, menjadi salah satu tujuan wisata bagi para peneliti arkeologi islam, baik dari dalam negeri dan dari luar negeri, khususnya diLobu Tua dimana peneliti Prancis dan Indonesia melakukan eksplorasi arkeologi. Saat ini kita dapat melihat peninggalan sejarah Islam di Barus, yaitu dengan adanya makam Papan Tenggi dan makam Mahligai.
Berikut sebahagian pakar yang terlibat dalam eksplorasi maupun pelestarian kebudayaan Barus : Prof.Dr.Hasan Muarrif Ambari (Arkeologi Islam), Prof Dr Ludwick Kalus, Prof Dr C Guillot dan Dr Daniel Perret (arkeolog Perancis), Prof Dr Datok Nik Hassan Shuaimi (pakar sejarah Universitas Kebangsaan Malaysia), Prof Dr Azyumardi Azra (pakar sejarah Univ. Islam Negeri Syarif Hidayatullah), Prof Dr M Dachnel Kamars MA (pakar administrasi pendidikan Universitas Negeri Padang), Dr M Nur MS (pakar sejarah Universitas Andalas).

SEJARAH DAERAH


Sebelum kemerdekaan R.I, wilayah Barus meliputi daerah-daerah yang berada di Kecamatan Barus, Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Sosorgadong, Kecamatan Sorkam, Sorkam Barat dan Kolang yang sekarang masuk ke dalam daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Seterusnya Kecamatan Pakkat, Parlilitan, Tara Bintang dan Onan Ganjang yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Sebagian daerah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam di Propinsi Aceh. Daerah Barus dulunya dikenal dengan nama Barus Raya. Wilayah Barus Raya terdiri atas :

1. BARUS KOTA meliputi Dewan Negeri Barus, Kota Barus, Barus Mudik, Tukka Holbung, Dewan Negeri Pasaribu Dolok berikut desa-desanya antara lain, Kinali, Ladang Tengah, Ladang Baru, Lobu Tua, Uratan, Rina Bolak, Sirami-ramian, Sogar, Pangaribuan, Parik Sinomba, Sihorbo, Purba Tua, Aek Dakka, Siharbangan, Pananggahan, Bukit Hasang, Patupangan, Sigambo-gambo, Kadei Gadang, dll.

2. BARUS TIMUR terdiri dari Dewan Negeri Sorkam, Sorkam kanan, Sorkam kiri, Pasar Sorkam, Bottot, Teluk Roban, Pahieme, Bukkit, Pagaran-Tombak, Riana Bidang, Pasaribu Tobing, Gotting Mahe, Hurlang dengan ibu kotanya Kolang, Sipakpahi, dan lain-lain.

3. BARUS UTARA meliputi Dewan Nagari Tukka Dolok, Kecamatan Pakkat, Kecamatan Parlilitan dan Onan Ganjang (di Tapanuli Utara, Negeri Siranggason Negeri Simanullang, Negeri Rambe, berikut desa-desanya antara lain Batu Gaja Siantar-sitanduk, Situbu-tubu, Tara Bintang, Aek Riman, Sibua kare, Huta Ambasang, Sigalapang, Aek Sopang, Tolping, Siambaton Julu, Temba, Arbaan, Parbotihan, Sanggaran, Huta Julu, Sihikkit, Banuarea, Sijarango, Sitonong, Sampean, Kalasan, Pusuk, dan lain-lain.

4. BARUS BARAT, terdiri dari Dewan Negeri Siambaton Napa, Manduamas, Gosong-Telaga, Laebutar, Singkil Baru (Suraya) berikut desa-desanya antara lain Pardomuan, Tumba, Binjohara, Pagaran-Pinang, Saragih, Purti, Balno, Rimau, Oboh, Runding,Tambisi, Sikoran, Napagalu, Bistang, Pangkalan Surambi, Lipek Kajang, Pakkiraman, Sirimo-Bunga-Tolu, Kampung Keras, Lae Gambir, Bonang, Siteraju, Namasondol, Suro, Uruk-datar, Tanjung Mas, Subulussalam, dan dll.

5. BARUS SELATAN adalah samudera Indonesia yang didepannya ada Pulau Mursala, Pulau Sorkam, Pulau Panei, Pulau Karang, Ulak Bumi, Pulau Lipan, Pulau Mangki- Gadang, Pulau Panjang, Pulau Sarok, dan Pulau Sikandang. Luas wilayah Barus Raya diperkirakan lebih dari 400.000 ha, memanjang sepanjang pantai Barat Sumatera, antara Muara Kolang di Tenggara sampai muara sungai Simpang Kanan. Sungai-sungainya yang terbesar antara lain, Aek Raisan melintas di negeri Kolang, Aek Sibondong, hulunya Kota Dolok Sanggul di Humbang Hasundutan dan bermuara di Pasar Sorkam.
     Makam Mahilgai


Pada Juni 1946 melalui sidang Komite Nasional Daerah Keresidenan Tapanuli, dibentuklah Kabupaten Sibolga / Tapanuli Tengah. Seiring itu pula di Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk menggantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling . Sibolga adalah kecamatan yang pertama kali dibentuk, menyusul Lumut dan Barus. Dengan demikian pada waktu itu status Barus resmi menjadi sebuah Kecamatan. Dengan sendirinya wilayah Barus Raya sudah terbagi-bagi sesuai ketentuan yang berlaku pada saat itu. Adapun Sorkam masih dalam wilayah Kecamatan Barus. Dengan Undang-Undang darurat no. 7 Tahun 1956, di Sumatera Utara dibentuklah daerah otonom kabupaten, termasuk Tapanuli Tengah. Melalui undang-undang itu juga Sibolga menjadi Kota Praja. Terpisahnya Sorkam dari Kecamatan Barus didasarkan adanya ketentuan yang menyatakan bahwa setiap kabupaten harus mempunyai dua kewedanaan dan satu kewedanaan minimal harus dua Kecamatan. Wedana Barus terdiri dari Kecamatan Barus dan Kecamatan Sorkam. Berdasarkan PP No. 35 /1992 tanggal 13 Juli 1992 tentang pembentukan 18 kecamatan yang ada di Sumatera Utara, maka Kabupaten Tapanuli Tengah mendapat 2 daerah pemekaran yakni Kecamatan Manduamas yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Barus dan Kecamatan Kolang hasil pemekaran dari Kecamatan Sibolga. Sesuai dengan perkembangan pemekaran wilayah yang terjadi di seluruh Indonesia, maka Kecamatan Barus pun dimekarkan berkali-kali. Dalam berberapa tahun saja menjadi kecamatan, Manduamas dimekarkan menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Manduamas dan Kecamatan Sirandorung. Sementara Kecamatan Barus dimekarkan lagi menjadi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Barus, Kecamatan Sosorgadong, Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan Barus Utara.
Pamflet Makam Syekh Mahmud Minhadharatil Yamani


Setelah Sorkam lepas dari Barus, maka Kecamatan Barus sebelum dimekarkan mempunyai banyak nama desa dan kelurahan sebagai berikut : Sibintang, Barangbang, Sosorgadong (yang kemudian menjadi nama kecamatan tersendiri), Siantar CA, Muara Bolak, Siantar Dolok, uta Tombak, Unte Boang, Purba Tua, Huta Ginjang, Sijungkang, Pariksinomba, Sihorbo, Pananggahan, Kade Gadang, Sigambo-gambo, Kampung Solok, Pasar Terandam, Kinali, Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Gabungan Hasang, Patupangan, Ujung Batu, Kelurahan Padang Masiang, Sawah Lamo, Ladang Tengah, Labu Tuo, Uratan, Kampung Mudik, Aek Dakka, Bondar Sihudon, Rina Bolak, Sosorgonting, Sirami-ramian, Pangaribuan, Sogar, Sigolang, Pasar Onan Manduamas (sekarang menjadi ibukota Kecamatan Manduamas), Simpang III/Lae Bingke, Manduamas Lama,Siordang, Saragih, Pardomuan, Tumba CA, Sigolang, Binjohara dan Simpang Maruhur.
Makam Syekh Mahmud Minhadharatil Yamani



LETAK GEOGRAFIS


Untuk menentukan keadaan letak geografis dengan pendekatan astronomi suatu daerah yang didasarkan kepada letak lintang dan bujurnya maka wilayah Barus terletak berada di antara 10 26-20 11 Lintang Utara dan 910-980 53 Bujur Timur. Sebelum pemekaran Kecamatan Barus berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh dan Kabupaten Tapanuli Utara. Setelah pemekaran maka Kecamatan Barus berbatasan dengan :
Pemandangan Barus Dari Ketinggian

Sebelah Timur dengan Kecamatan Sosorgadong Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia (Lautan Hindia) Sebelah Barat Kecamatan Andam Dewi Sebelah Utara Kecamtan Barus Utara

Kecamatan Barus mempunyai 2 Kelurahan dan beberapa desa. Kelurahannya adalah Pasar Batu Gerigis dan Padang Masiang. Kedua kelurahan ini mempunyai fungsi dan kedudukan masing-masing. Kelurahan Pasar Batu Gerigis yang letaknya langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia menjadi pusat perdagangan dan jasa. Di kelurahan ini berdiri gedung pusat perdagangan dan pertokoan. Gedung perkantoran lainnya adalah Kantor Pos dan Bank Sumut. Di Kelurahan Pasar Batu Gerigis berdiri pula Gedung SD, SMP Muhammadiyah tepat di Jl. R.A. Kartini. Bidang Jasa daerah ini merupakan pusat jasa angkutan ke luar wilayah Kecamatan Barus. Stasiun atau agen angkutan umum penumpang pusatnya di sekitar Jl. K.H. Zainul Arifin. Angkutan yang dilayani adalah Tujuan Medan, Sibolga, P.Sidempuan, Dolok Sanggul dan Singkil. Kalau sudah menjadi sentral pengangkutan umum, tentu disana juga terdapat penginapan dan rumah-rumah makan.

Sementara di Kelurahan Padang Masiang merupakan pusat pemerintahan dan pendidikan. Di kelurahan ini berdiri gedung-gedung perkantoran di antaranya Kantor Camat Kecamatan Barus, KAPOLSEK, KORAMIL, PLN, BRI, TELKOM , PUSKESMAS dan Kantor KUA. Gedung lain yang berdiri yakni SD Negeri, SMP Negeri 1, SMA Negeri 1, Madrasah Aliyah Negeri, Perguruan N.U,,Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Sekolah Tinggi HISIBA.

Di antara kelurahan dan desa-desa yang berada di Kecamatan Barus masing-masing mempunyai areal pertanahan yang digunakan oleh penduduknya. Tanah-tanah tersebut tergolong subur dan ditumbuhi oleh pepohonan dari berbagai jenis seperti pohon kelapa sepanjang pantai Samudra Indonesia. Penanfatan tanah di Kecamatan Barus terdiri dari perkampungan penduduk, persawahan, ladang, kolam, rawa-rawa dan lain-lain.

Pengungkapan secara singkat tentang letak geografis disuatu daerah memahamkan bahwa Kecamatan Barus salah satu wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah. Adapun jarak antara Barus dengan ibukota kabupaten, Kota Pandan berkisar l.k. 75 Km. ditempuh rata-rata lama perjalanan 2,5 jam untuk pemakai kenderaan roda empat dan dua.
Daerah yang padat penduduknya adalah Kelurahan Pasar Batu Gerigis dan Desa Pasar Terandam.

AGAMA DAN ETNIS


Di Kecamatan Barus tiga agama di dunia yakni Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik hidup berdampingan. Penduduk Kecamatan Barus didiami Etnis Pesisir yang mayoritas beragama Islam. Bentuk keyakinan lain adalah kepercayaan Parmalim yang merupakan agama nenek moyang suku Batak.
Masjid Raya Barus


Etnis Pesisir mempunyai ragam budaya dan bahasa tersendiri. Berkenaan dengan pembagian etnis dimiliki penduduk melahirkan suatu ke-Bhinneka Tunggal Ika an. Demikian di Kecamatan Barus, Etnis Pesisir hidup berdampingan dengan Etnis Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak, Nias, Bugis dan Jawa. Kendatipun demikian keturunan Arab, India dan China masih terdapat di Kecamatan Barus.

Penduduk Kecamatan Barus yang beretnis Pesisir umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya. Masyarakatnya banyak yang bermarga Batak seperti : Pasaribu, Sinaga, Sinambela, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing, Tanjung, Pohan, Samosir, Limbong dan lain-lain. Ada juga yang bermarga Mandailing seperti Nasution, Lubis, Batubara, Matondang dan bersuku Minang di antaranya Chaniago. Dari Etnis Nias ada marga Harefa, Lase. Begitu juga dari marga Pakpak yakni Gaja, Tumanggor dan lain-lain.


Dengan adanya berbagai etnis ini maka penggalangan persatuan dan kesatuan dapat terbina dengan baik. Banyaknya etnis di Kecamatan Barus kemungkinan besar tidak terlepas dari julukan ‘Kota Tua’. Sebagaimana diketahui bahwa Barus dulunya merupakan pelabuhan internasional yang disinggahi berbagai etnis dan suku bangsa di dunia untuk mendapatkan kapur barus dan rempah-rempah.

PEREKONOMIAN


Untuk menunjang kehidupan yang layak maka perekonomian sangat menentukan tingkat kemakmuran suatu daerah. Di Kecamatan Barus mata pencarian masyarakatnya sebagai tulang punggung penunjang kehidupan yang layak tersebut. Profesi masyarakatnya ada yang menjadi nelayan, pegawai, petani dan berdagang. Mata pencarian ini dapat dibagi menjadi berbagai sektor di antaranya sektor perikanan atau kelautan, sektor perindustrian, sektor Jasa dan perdagangan.

1. Perikanan
Sebagai daerah yang langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia, maka penduduk Kecamatan Barus banyak yang menjadi nelayan. Umumnya nelayan di Kecamatan Barus sangat bergantung dari hasil perikanan laut. Desa yang menjadi pusat transaksi hasil laut tersebut berada di Desa Pasar Terandam atau Kualo (istilah masyarakat setempat) dan Desa Kade Gadang. Kualo menjadi pusat kegiatan nelayan, tempat ini dilengkapi dengan pelelangan ikan. Pelabuhan Kualo yang berada di Desa Pasar Terandam merupakan kawasan yang paling aktif di Barus. Di antara kegiatan yang berkaitan dengan penangkapan ikan, terdapat pula pembuatan kapal bot, pembuatan es, kenderaan pengangkutan ikan segar ke ibukota Propinsi Sumatera Utara, Medan, ke Sibolga, Padang, Dolok Sanggul dan daerah lainnya. Penjualan ikan yang murah di daerah Barus di jajakan oleh pedagang keliling bersepeda atau kenderaan sepeda motor. Masyarakat setempat menyebutnya pangalong-along. Penjual ikan pun ada pada hari 'onan' (pekan) di hari Sabtu dan Rabu.
Sebagai sarana angkutan atau tempat bagi nelayan untuk menangkap ikan maka diperlukan kapal motor angkut yang biasa disebut ”BOT” yang berjumlah ratusan buah, terbuat dari kayu meranti dan kayu kapur yang dibawa dari Pulau Mursala terdapat di lepas pantai Sibolga. Kapal motor ini terdiri dari badan, satu ruangan kabin yang sederhana satu motor penggerak yang dapat mengangkut antara 170 hingga 280 m 3. Di samping Bot para nelayan juga memberdayakan sarana angkutan perahu jongkong (jukung), perahu papan (biduk),motor tempel (sitempel), bagan tancap dan bagan perahu.

Untuk menunjang sarana perlengkapan angkutan dan tempat maka para nelayan memakai peralatan penangkapan berupa jaring atau pukat. Di daerah Barus sekitarnya terdapatlah pukat payang, pukat pantai/dogal, pukat kantong, perangkap bubu, rawai, pancing, jaring insang tetap, jaring lingkar dan jaring insang hayut.Selain melaut, para nelayan pun mempunyai kegiatan lain seperti pembuatan keranjang, perbaikan jaring dan tempat penjemuran ikan.

2.Pertanian
Selain nelayan, masyarakat Barus mempunyai penghasilan dari hasi pertanian. Wilayahnya terdapat hamparan sawah yang ditanami padi. Hasil panen padi diperlukan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh karena tanah persawahannya kebanyakan mengharapkan air hujuan, maka selesai panen masyarakatnya tak dapat berbuat banyak untuk membuat hasil lain.

3. Industri
Di Kecamatan Barus berkembang industri kecil menengah yang dikelola secara perorangan. Industri itu di antaranya pengasinan ikan, kilang es batu, kilang kopi, industri pembuatan stroop (siroop), kerupuk, anyaman daun pandan.

4. Jasa
Pandai besi, bengkel mobil, bengkel sepeda motor, reperasi sepeda, cas batrey, tambal ban, fotocopy, salon, tukang foto, reperasi radio/TV, bengkel perahu, bengkel las, pertukangan perabot rumah tangga, pembuatan batako, galangan kapal. Jasa angkutan, jasa penginapan (hotel)dan rumah makan. Di Kecamatan Barus terdapat berbagai penginapan yakni Hotel Fasyuri terletak di Jl. A. Yani Barus, dan penginapan Pesanggarahan di Kelurahan Padang Masing.

5. Perdagangan
Masyarakat yang berprofesi menjadi pedagang umumnya berdomisili di Keluarahan Pasar Batu Gerigis. Kegiatan jual beli dilaksanakan di onan (pasar) yang terjadi di Hari Rabu dan Sabtu. Para pedagang berdatangan dari luar Barus. Pedagang sayur-sayuran datang dari Dolok Sanggul, Pakkat. Sementara untuk kebutuhan sehari-hari disediakan masyarakat setempat. Hari Rabu dan Sabtu merupakan hari Sibuk bagi bagi masyarakat Barus. Pedagang bahan material bangunan, pedagang pakaian menempati kios-kios. Sementara pedagang sayur mayur berjualan di kaki lima.

POTENSI WISATA


Daerah Barus sekitarnya ditinjau dari segala aspek mempunyai potensi yang sangat besar terutama potensi pariwisatanya. Sektor pariwisata bahari dan keindahan alam lainnya. Hal ini didukung dengan kondisi alam dan masyarakat Barus yang ramah tamah serta banyak objek wisata yang tersebar diwilayahnya. Objek wisata pantai adalah merupakan primadona tersendiri yang dimiliki Barus. Disamping itu Kecamatan Barus juga memiliki objek wisata sejarah berupa Benteng Portugis dan makam-makam kuno yang merupakan makam para penyebar agama Islam tempo dulu. Makam yang terkenal adalah Makam Mahligai dan Papan Tinggi. Sayangnya potensi wisata di Kecamatan Barus belum betul-betul dimanfaatkan menjadi daerah tujuan wisata sehingga banyak yang terlantar belum dikelolah sebagaimana mestinya.
Sun Set Pantai Barus

Untuk mendukung para wisatawan yang akan berkunjung ke Barus, maka pelancong dapat menggunakan pesawat udara dari Jakarta ke kota Medan, dari Medan dapat menggunakan angkutan darat langsung menuju Barus. Bus yang melayani trayek Medan-Barus di antaranya CV SAMPRI yang beralamat Jl. Jamin Ginting Medan arah ke Brastagi. Atau menggunakan pesawat udara ke Sibolga lewat Bandara Pinangsori, selama 30 menit, dari Sibolga membutuhkan 2.5 jam perjalanan lagi menuju Barus. Tujuan ke Barus dapat juga menggunakan travel minibus dari Medan menuju Sibolga selama 7-8 jam. Angkutan yang melayani Medan-Sibolga banyak di antaranya CV Simpati,CV Sibuluan Indah beralamat Jl. SM.Raja Medan. Sekarang sudah ada jasa travel jenis kijang kapsul dari Medan menuju Barus yakni CV. Putra Barus Travel yang beralamat di Jl. pancing no. 231 A depan kantor gubernur lama kota Medan.
Pantai Barus



Bagi yang mempunyai kenderaan pribadi untuk berkunjung ke Barus melalui jalan darat ; Dari Medan – Parapat – Balige - Siborong-borong – Dolok Sanggul – Barus atau Medan – Brastagi – Kabanjahe – Sidikalang – Dolok Sanggul – Barus. Dapat juga melalui rute Medan – Parapat – Balige - Tarutung – Sibolga - Barus.

Rabu, 28 Desember 2011

Tentang Kehilangan Seorang Ibu (Tidak Waras)

Setiap harinya aku selalu lewat jalan Guru Patimpus Sei Deli antara Deli Plaza dan kantor TVRI Medan. Setiap kali lewat gerbang TVRI Medan (berhadapan dengan Deli Plaza) yang selalu tertutup itu, mataku tak pernah lupa untuk singgah ke arah sosok tubuh mungil, agak keriput, berbaju hitam dan topi jerami. Pakaiannya berlapis-lapis pun topinya. Tak jarang kekagumanku (dan mungkin orang lain) atas kuatnya semangat hidupnya, selalu menumbuhkan benih-benih harapan masa depan yang cerah. Terkadang aku juga memandangnya sebagai gelandangan yang tak berguna, sama halnya pandangan kebanyakan orang tentangnya.


Setiap pagi dan sore aku lewat, tubuh mungilnya selalu saja berbaring di tanah bergulingkan besi pagar. Ketika di siang terik pun, ia juga berbaring di rumah tak beratap dan tak berdinding itu. Subhanallah, panas terik begini ia tahankan tidur bergelimpangan panas, bermandikan debu. Maklum saja, jarak tempat ia tidur dengan aspal jalan raya hanya sekitar satu meter saja. Sedangkan aku dan para orang-orang waras ini, terus mengeluh kegerahan dalam teduhnya angkot dan sejuknya angin yang menyelinap dari lubang-lubang kecil dinding angkot.

Siapa kiranya keluarga Ibu ini? Tak ada yang peduli padanya, bahkan aku pernah menyaksikan beberapa orang datang mendekati tubuhnya yang lelap, lalu berusaha membangunkan dengan tendangan kaki pelan. Pasti mereka mengira bahwa Ibu itu sudah tak bernyawa lagi (akupun selalu khawatir jika itu terjadi), sebab tubuhnya dalam posisi yang sangat tidak wajar dan tampak seperti tak ada tanda-tanda kehidupan. Tapi, kenapa harus dengan kaki mereka? Ia adalah seorang ibu (walaupun gila), ia tetap seorang manusia yang punya harga diri. Ia adalah ibu, sama seperti ibu-ibu yang lain, juga ibumu dan ibuku.


Tapi beberapa hari yang lalu, aku lewat jalan tersebut (sudah lama juga tak lewat jalan itu). Pagar kantor TVRI yang selalu tertutup dan tidak terpakai itu (tentunya tempat ibu "gila" untuk berteduh hati) tampak terbuka dan dijaga beberapa satpam. Lantas aku terkejut dan sangat heran. Dimana Ibu "gila" itu, yang sudah kuanggap sebagai ibuku, ibu semangat hidupku.

Selasa, 27 Desember 2011

Gelas-Gelas Kaca: BUKTI CINTA, BAKTI LUKA

Gelas-Gelas Kaca: BUKTI CINTA, BAKTI LUKA: Oleh: Jaka Satria Begitu jerit lukamu ketika tangan Fir’aun berusaha merenggut nyawa janin di rahim tawamu, dengan airmata berbutir do...

DI BALIK LAYAR NONTON HAFALAN SHOLAT DELISA


Oleh: Jaka Satria

Pagi itu sebuah sms masuk,"oh dari bg abdi (dah biasa, paling kata-kata bermakna gitu)" batinku.
"Nanti sore ikut nonton hafalan sholat delisa?" waw... sapa yang gak mau, kan dah lama pengen nonton film itu, secara begitu membaca novelnya jadi pengen tau sosok tokoh pemeran-pemerannya. (walaupun akhirnya gak sama persis dengan novelnya sih...) tapi aku tetap diam, gak balas sms itu. sampai berulang kali bang abdi mengirimkan sms lagi, dan akhirnya dia mengatakan
"pake duit abang dulu" *begitu baca sms yang terakhir, senangnya... spontan aku langsung balas
"Yups, ok bang." (memang bang abdi kalau masalah begini ngerti kali).
"Jam setengah enam harus dah kumpul di medan plaza" ouh, gak masalah. Aku cuma menyiapkan ongkos *angkoters n penampilan sederhana (tapi elegan).

Aku berencana berangkat jam lima dari rumah, hitung-hitung perjalanan dari rumah ke menplas sekitar setengah jam.Tapi waktu masih terlalu lama merangkak ke angka lima, jadi untuk membunuh kejenuhan aku main game dulu aja. Nih dia, kebiasaan buruk, kalo udah main game, waktu sholat pun keteter. *Kayaknya yang ni gak penting untuk diceritakan deh, ntar gak nyambung ma judul (hehehehe).

Kembali ke topik. Karena waktu dah menjerit-jerit di angka setengah lima, aku pun berangkat. Bermodalkan ongkos dan penampilan elegan (narsis). Hampir satu jam nungguin angkot jurusan menplas, tapi gak da yang nongol satupun. Lama-lama jadi geram juga. Maklum aja, pemukiman tempat aku tinggal kalau dah sore begini, angkot sulit kali. Biasalah perkampungan orang elit, hampir semua rumah punya mobil (minimal satu) *tapi gak kebagian ke aku, tetep aja jadi angkoters sejati. hikshiks :( atas saran bang abdi, akhirnya aku terpaksa naik angkot yang beda jurusan dan nyambung lagi (padahal tadinya mau menghemat seminimal mungkin).

Ok, sekarang sudah sampai di menplas. Langsung menuju lantai tiga gedung bioskop. Si kawan ternyata masih sendiri berdiri di salah satu tiang penyanggah gedung.
"Sok Cool kali gayamu" terang saja dia langsung menerorku dengan (sebenarnya) pujian terselubung, HKHKKHk. Biasalah, aku memang begini,kalau memulai aktifitas di luar rumah lewat dari waktu siang, bawaannya gak mau banyak tingkah. Jarum jam menunjukkan angka enam kurang lima belas (kurang lebih segitulah, gak bisa ditawar lagi). Bang abdi mulai galau.
"Cipta lama kali datangnya" raut wajahnya mulai menua.
"Kita belum pesan tiket lagi. Uangku gak cukup. Telpon suci. Kita pinjam uang dia dulu untuk beli delapan tiket". tanpa tudung aling-aling, langsung kutelpon suci, sesuai perintah, suruh menemui bang abdi. (Aku tak tahu menau, ntah suci masih di jalan, masih di rumahnya, di angkot, nyuci piring, menggosok pakaian seabrek-abrek) karena melihat muka bang abdi, aku gak mikir orang lain lagi.

Baik, sekarang delapan tiket sudah dibeli.
"Tapi abang bilang tiket dah dipesan" suci mencari tau suatu kebenaran yang tersembunyi. Aku mikirnya, mau tiket dah dipesan atau belum. Yang penting jadi nonton (wong gratisan kok).  (Mungkin) bang abdi langsung nanya a' Cipta, dan ternyata, eh ternyata.(a' Cipta Answer... eng ing eng... dugdugdug... *suara jantung) Tiket sudah di beli.
"HAH!!" Apaa??? *sesi ala lebay. Langsung deh, aku nelpon cipta. gak mikir biaya telpon yang mahal karena beda operator. Sangat tepat. Sebuah kepastian sudah ditemukan. Cerdas.

Sekarang delapan tiket ada di tangan. Delapan tiket yang pemiliknya tidak jelas. Lantas mau dibawa kemana hubungan kita, eh tiket ini maksudnya. Waktu menunjukkan menit ke dua puluh tiga (kering lebih, gak da tawar menawar), sedangkan film mulai di menit ke tiga puluh. Dan sebagian penonton yang sudah dapat tiket bergegas masuk. Lalu kami? bang abdi sangat pasrah jika harus mengganti uang tiket yang delapan ini (120 ribu) lumayan juga tuh. Entah darimana aku dan suci langsung mengutip ide gokil.
"Dijual aja lagi tiketnya ke orang-orang". Tanpa jawaban, langsung bang abdi beraksi dan memasang wajah kasihan secara spontan (dah bawaan kali ya?). Aku dan suci juga ikut turut beraksi. Suci dengan tampilan "akhwat yang baru lahir" meyakinkan orang-orang bahwa pemuda melas ini (bang abdi) tidak berbohong perihal tiket yang miscomunication ini. Dan aku , masih tetap bertahan dengan tampilan elegan (meski tetap jualan juga sih). Dalam waktu kurang lebih lima menit, kami harus menjadi calo dadakan.Berbagai ekspresi orang-orang yang dihadapi, mulai dari orang yang memang kasihan sama bang abdi, sampai orang yang ketakutan (berlagak gak mau beli tiket tapi ternyata beli tiket langsung ke operatornya). Sampai akhirnya delapan tiket berhasil terjual dengan harga sebenarnya. (Sebenarnya cerita ini masih sangat panjang, jika dijelaskan satu persatu). Alhamdulillah, akhirnya tiket terjual dalam waktu yang telah ditentukan. Bang abdi gak jadi nombok. Sambil menunggu anggota yang lain belum hadir sampai film dah mulai, kami sholat maghrib dulu (sekalian bersyukur). 

Ini benar-benar pengalaman "gila". Maksud hati mau gratisan, eh malah terpaksa jadi calo. Tapi tetap jadi nonton kok.

Ini ceritaku, apa ceritamu?

BUKTI CINTA, BAKTI LUKA



Oleh: Jaka Satria

Begitu jerit lukamu
ketika tangan Fir’aun berusaha merenggut nyawa
janin di rahim tawamu,
dengan airmata berbutir doa
kau tengadahkan pada segenggam iba.
Sangat suka citamu
ketika kaki mungil Ismail dahaga
mata air kehidupan di padang cintamu
bermandikan peluh kesah, kau
haru mendewasakan benih tak berdosa
Sulit dilukiskan, bentuk hati yang kau simpan
dengan tinta emas
ataupun sajak pena dunia
sebab di tangan Ki Hajar Dewantara
kau bukti bakti Tut Wuri Handayani

Rumcay, 2011

Senin, 26 Desember 2011

MENGENALI KARAKTERISTIK MELALUI GOLONGAN DARAH

SURAT CINTA BUAT IBU (FLP SUMUT)



Dear Mom (FLP Sumut)

Sebenarnya aku masih ingin meminta waktu lebih lama lagi untuk merenungi diri, menyiasati keegoisan yang pernah tumbuh di hatiku. Ini sangat singkat bagiku untuk memberi komentar, kritik dan saran terhadap orang tua yang telah mengandungku, menyusuiku, dan (sedang) berusaha membesarkanku. Sebab aku belum pantas memberi penilaian apapun, sekecil apapun. Aku hanya bisa mengucapkan ribuan terima kasih, sebab FLP Sumut mau menerima aku apa adanya.

FLP Sumut adalah ibu. Itu kalimat yang selalu kita lontarkan. Lantas, apa yang bisa kita berikan? Pertanyaan inilah yang selalu menghambat langkahku. Sedangkan aku belum tahu, apakah aku sudah terlahir atau masih dalam kandungan ibuku. Duniaku saat ini dengan dunia yang pernah kudengar-dengar (itu) sepertinya masih jauh berbeda. Bu, terima kasih. Aku merindukanmu, aku butuh kasih sayangmu, aku butuh pengertianmu, aku juga butuh bimbinganmu.

Dear mom (FLP Sumut)

Aku pernah dengar “di FLP yang besar itu bukan namanya, tapi orangnya”. Lalu mereka tersenyum setelah mengatakan itu. Apakah harus selalu begitu? Ketika anak berhasil, maka ibu akan tenggelam?. Kalau aku sudah bisa berbicara, aku ingin berkata pada (calon) abang dan kakak ku, perihal kebesaran nama yang dibawa oleh anak-anak ibu. “Kalau bisa ayolah kita bantu ibu, menemukan bakat-bakat yang ada pada kami (kita semua). Lalu kita asah bakat itu, kemudian kita tunjukkan pada dunia bahwa FLP Sumut telah bangun dari tidur lelapnya”.

Oh iya, ketika diawal pertemuan aku di terima di rumah (FLP Sumut), abang dan kakak selalu berkata bahwa FLP tidak bisa memberikan apa-apa, jadi jangan pernah merasa hebat atau berharap banyak dari sini. Jika saja ibu mendengar itu, aku yakin pasti dia akan menangis tersedu-sedan. Betapa sakit hatinya mendengar didikan anak-anak tertuanya pada adik-adiknya. Maka sebenarnya, aku tidak suka kalau kalimat itu diulang-ulang lagi. Sebab ibu bisa mendatangkan harapan, mewujudkan mimpi, memberikan apa yang kita inginkan melalui kasih sayang. Dan cinta yang kita tanam saat ini pun tidak terasa hambar.

Salam hangat buat ibu. Aku merindukan belaianmu, kasih sayangmu, juga perhatianmu.

Terima kasih banyak ibu (FLP Sumut).


Dari anakmu

Jaka Satria