Sabtu, 14 Januari 2012

APAKAH CINTA YANG SALAH?

Putik yang sedang berbunga
harum yang sedang mewangi
haruskah gugur ke bumi

Hati yang sedang bahagia
cinta yang sedang bersemi
haruskah berakhir kini

Baru saja kureguk manis madu cinta
kini harus kutelan pahitnya juada

(Lirik Haruskah Berakhir - Ridho Rhoma)
Siapa pun orangnya, dari manapun asalnya, berapapun usianya, pasti akan/pernah merasakan yang namanya cinta. Sejak dulu (dari saya masih kecil) sampai sekarang, kata cinta selalu menjadi topik utama dalam setiap pembahasan yang pernah saya ketahui. Ketika cinta diuraikan menjadi sebuah kata-kata, maka sangat sulit ia dijabarkan. Tapi ketika ia berubah menjadi sebuah ungkapan, banyak hal yang mampu ia sulap seratus delapan puluh derajat.

Sampai sekarang, aku masih bingung untuk mengartikan cinta. Saat aku bergelimpangan air mata, aku mengatakannya karena cinta, saat aku berhamburan gelak tawa, juga karena cinta. Tapi ketika seseorang (terutama lawan jenis) mengungkapkan kata cinta di hadapanku, yang tersirat di benakku bahwa ini hanyalah kekeliruan cinta. Bagiku, cinta hanya dapat dirasakan dengan ketulusan, tanpa harus diungkapkan dengan cara yang berlebihan. Bagiku, cinta hanya dapat dirasakan melalui keikhlasan, tanpa harus mengharapkan balasan. Cintaku karena Allah semata, cintaku untuk orang yang mencintai hamba dengan ketulusan dan keikhlasan.

Sampai disini, aku juga telah cukup jauh berjalan mengarungi kehidupan. Tak pudar dari benakku cinta yang pernah ditanamkan oleh keluarga, cinta yang pernah kudapatkan dari guru-guruku, cinta yang pernah kupupuk melalui persahabatan. Banyak pelajaran yang kudapatkan melalui cinta, saat aku bahagia, saat aku kecewa, bahkan saat aku hilang arah. Ketika masa dimana aku masih menganggap remeh kekuatan cinta, aku selalu mengabaikan orang-orang yang pernah mencintaiku dengan ketulusan, dengan kasih sayang, juga melalui pengertian, mereka adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Kini, aku mencari cinta yang pernah mereka berikan melalui silaturahmi, meski kuakui sering kecewa bahwa (mungkin) mereka telah menutup diri dengan keangkuhanku di masa lalu.

Kini, masa lalu adalah pelajaran berhargaku. Jika masa laluku datang padaku saat ini, dengan senang hati akan kurangkul erat-erat dan tak akan pernah kuabaikan lagi. Melalui masa lalu aku kini merajut masa depan, orang-orang yang datang dengan cinta padaku saat ini, akan kujamu dengan ketulusan dan keikhlasan.

Ketika aku tahu keburukan sahabatku dari orang lain, aku sedih.
Bukan karena ia terlalu buruk untuk kujadikan sahabat, tapi karena aku belum bisa menutupi kekurangannya. Seburuk apapun sahabatku, akulah yang bersalah jika keburukannya tampak ke permukaan, sebab aku telah berjanji, bahwa cinta dapat mengubah segala sesuatu menjadi lebih baik maka cintaku akan menjadi penawar dari segala kekurangan yang kumiliki dan yang dimiliki sahabatku (saudaraku).

Cinta dapat mengubah yang buruk tampak lebih baik, dan cinta juga dapat mengubah yang baik menjadi jauh lebih buruk. Ketika cinta dihilangkan dari ketulusan dan keikhlasan, berarti cinta itu telah tumbuh melalui kesombongan dan keangkuhan. Akar dari kesombongan dan keangkuhan hanyalah nafsu semata (semoga kita dijauhkan dari cinta yang seperti ini).
Cinta, saat dirasakan bak melayang di awan, saat rasa mulai dihancurkan bak terhempas ke jurang yang dalam. Kesalah-pahaman tentang cinta membuat manusia gila .(Kz)
Ketika kita telah salah mengartikan cinta, berarti kebahagiaan yang didapatkan hanyalah sementara saja, setelah itu kehancuranlah yang melanda. Bukankah seharusnya melalui cinta, persaudaraanlah yang tercipta? Tapi kenapa banyak saat ini yang mengatakan bahwa cinta diputuskan, maka permusuhan yang terjadi?
Cinta seharusnya tak dapat diputuskan oleh apapun, karena talinya terbuat dari ketulusan dan keikhlasan. Jika ia masih bisa diputuskan, maka cinta yang telah ditanam tersebut adalah cinta yang keliru.

0 komentar:

Posting Komentar